 |
Peserta Kemangteer Jakarta #September 2014 |
Jalan- jalan ga harus seneng-seneng mulu, tapi juga bisa memberikan kesan dan manfaat positif kepada daerah yang dikunjungi. Bulan lalu nih, gue berkesempatan untuk melakukan trip ekowisata ke Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta bersama teman-teman dari @KemangteerJKT
Awalnya sih keberangkatan dijadwalkan pukul 7.00 tapi sayangnya sempat mengaret hampir satu setengah jam dikarenakan antrian kapal yang luar biasa dari biasanya ( kapal ada yang sampe tabrakan cuy! ckckck) . Banyak wisatawan yang hendak mengunjungi Kepulauan Seribu dan membuat dermaga Muara Angke menjadi melebihi kapasitas sehingga menyebabkan antrian panjang yang membuat ricuh orang-orang (saking ricuhnya ada teriakan ibu-ibu dimana-mana untuk mengamankan putera-puteri mereka agar tidak lenyap dari pandangan hehehe). Di setelah chaos yang tak kunjung berakhir, akhirna kamipun selamat mendaratkan kaki di kapal ang akan membawa kami ke Pulau yang terkenal dengan Pantai Pasir Perawan.

Ternyata Ibukota Negara ini isinya ga cuma gedung-gedung melulu ya. Ada juga hamparan luas laut yang membentang dari Teluk Jakarta hingga Pulau Sebira di Laut Jawa yang dipenuhi banyak gugusan kepulauan. Di kanan kiri sejauh pandangan melirik banyak pulau-pulau yang ditemui seperti Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Rambut, Pulau Untunng Jawa, Pulau Rambut dsb. Dan ga terasa nih 90 menit perjalanan dengan kapal kayu akhirnya sampai juga di Pulau Pari. Rasa kesel dan mual di perjalananpun lenyap sudah terbang bersama angin sepoi-sepoi di hamparan pasir putih di tepi dermaga.
Kalo ke Pulau Pari ga pake Snorkling, Rugi banget. Ada banyak terumbu karang di sini yang wajib hukumnya ditengok diperhatikan dan disayangi ( halah lebay hahaha) eh tapi serius nih, terumbu karang emang harus disayangi dan dilindungi karena merupakan aset laut yang memiliki banyak manfaat untuk lingkungan, soo..... awas & hati-hati kalo snorkling jangan sampe keinjek terumbu karangnya nanti coralna bisa mati & kaki jadi lecet.
 |
Snorkling |
Setelah bersenang-senang ke sana ke mari, naik sepeda muter-muter pulau, Kami harus melakukan tujuan awal kenapa kami semua memijakan kaki di tanah putih ini, Mangroving! Yup, ada 200 batang bibit mangrove Rhizopora ( Bakau) yang siap kami "lepaskan" di hamparan pesisir pulau . Booming wisata sejak lebih kurang empat tahun lalu di pulau ini, memang tidak hanya memberikan pengaruh & perubahan kepada masyarakat sekitar: perekonomian yang semakin baik, semakin terbuka lapangan pekerjaan,namun juga memberikan pengaruh kepada lingkungan sekitar. Tak Jarang banak wisatawan yang hanya datang, menikmati, duduk, senang2 dan meninggalkan begitu saja "sisa-sisa" kesenangan yang membuat lingkungan dan ekosistem di Pulau Pari semakin terganggu.
Nah untuk itulah, kami bersama-sama @KemangteerJKT ingin memberi contoh Sadar Wisata dan Sadar Lingkungan. Aksi Tanam Mangrove dan Memungut Sampah Plastik merupakan agenda kami pada Minggu pagi di sekitar kawasan Pantai Pasir Perawan, kami berharap aksi kecil kami dalam upaya melestarikan lingkungan pesisir akan menyadarkan para turis bahwa alam indah yang kita nikmati juga harus dijaga, bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan dan pemerintah, namun juga tanggungjawab kita bersama. Kalo lingkungannya bersih dan terjaga kan kita semua bisa menikmati objek wisata dengan nyaman, betul ga ?
 | |
Penanaman Bakau oleh salah satu peserta |
 |
Bakau yang telah ditanam di Pantai Pasir Perawan |
 |
Penanaman Bakau di antara rumpun mangrove |